socmed

Thursday, March 27, 2008

Sinetron

Sinetron adalah akronim dari "Sinema Elektronik". Sinetron sebenarnya adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap-serie, sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai dengan konflik. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter khas masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh sutradara dan penulis cerita.
Wikipedia

Jam 18.00 - 21.00 di beberapa stasiun TV Indonesia adalah prime time. Yaitu: saat tarif iklan per spotnya bisa dibuat mahal abisss, hehe... Dan kesamaan di beberapa stasiun TV itu: yup, sinetron.

Bisa dikatakan, jam-jam itulah remote TV kebanyakan berada di tangan para ibu dan pembantu. Para bapak, oho.. nanti malam jatahnya ya, kalo ada film lepas (barat) atau pertandingan sepakbola. Ya, setidaknya itulah yang terjadi di rumahku dan kebanyakan rumah lain yang aku tahu.

Sinetron adalah sebuah dilema. Di satu pihak, pemerintah berusaha menggalakkan cinta Indonesia, termasuk dalam kebijakan tayangan TV yang diupayakan sesedikit mungkin impor dari luar. Di pihak lain, masyarakat Indonesia (yang nonton TV) masih suka sama tayangan-tayangan mengumbar mimpi yang kebanyakan jadi tema sinetron. Yang diantaranya pasti ada unsur-unsur ini (menurut pengamatanku sih kebanyakan begitu...)

  1. Tokoh utamanya cewek, miskin, menderita lahir batin
  2. Tokoh antagonisnya suka tereak, n hobi melotot
  3. Happy ending, si miskin jadi kaya, si jahat masuk penjara atau mati
  4. Banyak tokoh yang perannya ga sesuai sama umurnya (C'mon.. Cindy Fatika udah punya anak segede Baim Wong???), tinggal didandanin aja supaya keliatan tua, misalnya rambut disanggul atau dikasih warna putih sedikit
  5. Banyak adegan ga penting, terutama sinetron kejar tayang yang udah banyak iklannya
  6. Penyakit-penyakit: amnesia, kanker stadium lanjut, lumpuh, serangan jantung, stroke
  7. Ada tokoh dokter, polisi, penjahat bercodet bawa pisau/pistol
  8. Kalo masih mau nambahin, monggo...hehe
Intinya sih, belum menganggap penonton kita cerdas, jadi harus ditunjukkan dengan terang-terangan. Ini lho yang jahat. Ini lho yang miskin. Ini lho yang sakit.
Tapi terlalu berat juga untuk memasukkan unsur pendidikan, karena kalo nggak jeli salah-salah malah sinetronnya ga laku n miskin iklan.

Jadi gimana dong...

Menurutku sih, dikembaliin aja ke masing-masing. Kalo nggak suka, ya nggak usah nonton. Aku jadi inget sebuah lelucon: "Televisi memang membuatku semakin pintar. Setiap kali ia dinyalakan, aku pasti akan pindah ke ruangan lain untuk membaca buku."

idenama@27 maret 08






No comments: