socmed

Monday, August 6, 2012

Refleksi 67 Tahun Indonesia Merdeka : Mengatasi Pendidikan Mahal










Image: FreeDigitalPhotos.net

Tidak terasa, tanggal 17 Agustus tahun ini, sudah 67 tahun Indonesia merdeka. Tetapi apakah kita benar-benar sudah merdeka, tetap menjadi pertanyaan retoris.
Bagaimana tidak? Merdeka kok apa-apa tidak terbeli. Mulai dari bahan pangan yang harganya semakin mahal dari hari ke hari, sampai pendidikan yang merupakan kewajiban orangtua untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas di masa depan. Ya, hal itulah yang seringkali jadi beban untuk para orangtua jaman sekarang. Sekolah mahal. Apalagi pendidikan tinggi.

Jika dirunut lebih lanjut, tugas kita sebagai orangtua adalah untuk mendidik anak kita agar mereka nantinya bisa mandiri, dan menjadi orangtua yang baik kemudian kembali mendidik anaknya kelak. Jika sekarang saja pendidikan sudah mahal, apalagi nanti untuk cucu cicit kita. Sementara di sisi lain, banyak kita lihat sekarang sarjana yang kesulitan untuk mencari pekerjaan. Lalu untuk apa ya sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya hanya akan menambah jumlah pengangguran?

Saya jadi teringat dengan obrolan dengan seorang teman pada waktu kuliah dulu. Pada saat itu di kampus sedang ada program Student Exchange, dan teman saya itu berasal dari Norwegia. Dia menceritakan tentang sistem pembiayaan pendidikan di negaranya, yaitu bahwa pemerintahnya menyediakan semacam pinjaman lunak untuk yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Pinjaman tersebut dikembalikan secara bertahap setelah yang bersangkutan sudah bekerja. Hal itu dilakukan, karena disana biaya kuliah sangatlah mahal, dan tidak semua mampu. Sedari awal biasanya anak sudah memiliki gambaran tentang cita-cita mereka, sehingga kalau kemampuannya (finansial) terbatas dan dia sudah memiliki minat tertentu, maka dia akan memilih sekolah kejuruan agar nantinya dia bisa membuka usaha atau bekerja di bidang yang sesuai minatnya tersebut. Mungkin konsep ini sudah diterapkan di banyak negara, hanya kebetulan saja saya mendengar sendiri dari teman saya tentang negaranya.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Yah, kalau kita hanya mengeluh saja, masalah tidak akan selesai. Harus ada tindakan nyata yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan mahalnya biaya pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Saat ini yang sudah banyak dilakukan adalah pemberian beasiswa kepada anak-anak yang berprestasi tetapi kurang mampu. Banyak pihak, mulai dari pemerintah sampai swasta, yang sudah memiliki program ini. Program yang menyertai beasiswa pun semakin lama semakin berkembang, mulai dari beasiswa plus kegiatan pengembangan diri, beasiswa plus jaminan diterima kerja di perusahaan tersebut, beasiswa plus aktivitas sosial di masyarakat, dan sebagainya.

Di tengah program-program tersebut, saya menemukan sebuah konsep menarik pemberian beasiswa, yang dilakukan oleh Koperasi Siswa Bangsa. Hampir sama dengan cerita teman saya dari Norwegia, mereka menerapkan sistem Dana Siswa Bangsa, seperti yang saya kutip dari website mereka:

Merupakan solusi pembiayaan pendidikan bagi siswa-siswi dengan nilai akademis dan karakter berkualitas yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi tanpa membebani keluarga. Dikelola oleh Koperasi Siswa Bangsa atas inisiatif dari Putera Sampoerna Foundation yang telah berpengalaman dan terpercaya dalam dunia pendidikan, Dana Siswa Bangsa membantu siswa mendapatkan akses pendidikan berkualitas di Indonesia maupun di luar negeri. Proses pengembalian pinjaman dilakukan setelah siswa lulus kuliah dan telah mendapatkan pekerjaan. Lamanya pembayaran berbeda untuk setiap individual karena tergantung daripada besarnya jumlah pinjaman.

Dana Siswa Bangsa juga menyediakan pinjaman untuk tunjangan hidup selama masa kuliah serta memberikan fasilitas bimbingan dan pengembangan karir agar bisa menjadi calon pemimpin bangsa yang pragmatis dan berkarakter.

Menarik bukan? Sungguh, tadinya saya tidak membayangkan kalau program seperti ini bisa diterapkan di Indonesia, karena harus ada pihak yang benar-benar memiliki inisiatif dan tekad kuat untuk bisa mewujudkannya. Mudah-mudahan program ini segera diikuti oleh pihak-pihak lain agar semakin banyak lagi anak yang bisa menyelesaikan pendidikan tinggi dengan dibekali pengetahuan yang cukup untuk bisa meraih masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.

Amin...

Sumber: siswabangsa.org