socmed

Saturday, November 24, 2007

Turn Left Signal

Merasa familiar dengan tulisan judul itu? Ingat-ingat, setiap kali mau belok ke kiri di perempatan, yang lampu merahnya berbentuk tanda panah, hampir pasti ada tulisan itu. Tidak usah mencoba translate ke bahasa Indonesia dengan memikirkan grammar ya, soalnya pasti bingung sendiri. Tapi oke-lah, idenya bisa ditangkap kan: ada kata turn (belok), left (kiri), dan signal (tanda).


Anyway, bicara masalah arah, banyak teman-teman dari luar Jogja sering kebingungan sendiri ketika bertanya arah kepada Jogjanese.
"Mas, kalau mau ke Malioboro, lewat mana ya?""Oh...ini lurus saja ke arah Barat. Nanti kalau ketemu Tugu, belok ke arah Selatan. Nanti belok ke Timur, terus aja ikuti jalan memutar, nanti Mas sampai di lampu merah, belok ke Barat, ikuti jalan, ada lampu merah lagi belok ke Selatan, itu udah Malioboro."Pusing nggak sih? Paling-paling yang bertanya akhirnya menyanyi dalam hati “Timur-Tenggara-Selatan-Barat Daya-Barat Barat Laut, Utara Timur Laut…”. Tapi, mana yang utara, mana yang selatan ya? Nah lho…

Di Jogja, orang sering memberi arah jalan bukan dengan kiri dan kanan, namun dengan menggunakan arah mata angin. Utara, Timur, Selatan, maupun Barat. Tak hanya di pedesaan, bahkan di kotanya, arah mata angin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari suatu perjalanan. Bagi mereka yang tidak terbiasa, tentu saja ini kerap menyulitkan perjalanan mereka.
Sebenarnya arah mata angin ini cukup mudah dilogika. Kalau Anda berpikir untuk mengamati jatuhnya bayangan benda yang terkena sinar matahari, itu akan sangat merepotkan. Rahasia arah mata angin di Jogja adalah pedomannya. Bila dilihat di peta, Jogja terletak di sebelah selatan Gunung Merapi. Kota Jogja, tepat berada di sebelah selatan Gunung Merapi. Nah, Gunung Merapi inilah yang dijadikan pedoman untuk menetapkan arah mata angin di Jogja.
Di manapun di kota Jogja, Gunung Merapi akan menjadi arah utara. Dan jalan-jalan yang menuju menjauhi Gunung Merapi berarti ke arah Selatan. Sisanya dapat dilogika sendiri (ingat-ingat lagi deh lagunya, hehe). Berkat acuan Gunung Merapi ini, orang pun dapat dengan mudah menentukan arah yang ia maksud.

Kalau begitu, jangan-jangan nantinya tanda “Turn Left Signal” juga harus disesuaikan dengan posisi perempatannya. Misalnya di Perempatan Selokan-Jalan Kaliurang, kalau kamu naik kendaraan dari arah Selatan, berarti tandanya jadi “Turn West Signal”.
Bagaimana?